Blog

New Zealand Trip - Part 1

Lindis Pass, Canterbury, 2017

Lindis Pass, Canterbury, 2017

Berawal dari sebuah tawaran memotret Wedding di Auckland membawa saya menjelajah ke "bottom of the world", sebuah pengalaman yang rasanya sulit untuk dilupakan karena seluruh perjalanan dilalui dengan menyetir "rumah berjalan" alias RV/motorhome. Berangkat dengan Malaysia Airlines via Kuala Lumpur, saya mendarat di Auckland setelah 10 jam perjalanan. Setibanya di Auckland, saya dan Verby (rekan kerja saya) menyempatkan diri stay beberapa hari untuk sekedar berkeliling kota, mempersiapkan shooting, dan tentunya menyelesaikan pekerjaan kami.

Setelah semua kewajiban selesai, saatnya petualangan yang sebenarnya dimulai. Kami terbang menuju Christchurch dengan menempuh perjalanan selama 1 jam 30 menit, setibanya disana, kami langsung menuju kantor Mighty Campers dengan menumpang shuttle bus (include). Setelah menyelesaikan paperwork maka saya langsung duduk di belakang setir dan segera pergi berbelanja kebutuhan untuk beberapa hari kedepan. Kami juga kembali ke Christchurch Airport malam harinya untuk menjemput adik dan kedua orang tua saya
Dari bandara kami bergegas ke 219 On Johns Motel & Holiday Park untuk bermalam. Karena belum berpengalaman, kami tidak tahu kalau reception di camping ground tidak standby hingga malam hari seperti di hotel, dan kami pun terpaksa nyelonong masuk untuk parkir dan bermalam, dan melakukan pembayaran pada pagi harinya.

Verby di RV Centre, Christchurch, 2017

Journey to Lake Tekapo, 2017

Hari kedua kami berangkat menuju Lake Tekapo, setelah menempuh perjalanan selama 2 setengah jam, kami singgah untuk check in di Musterer's High Country Accommodation (belajar dari pengalaman sebelumnya) untuk kemudian melanjutkan perjalanan menuju Lake Tekapo. Kami disuguhkan pemandangan indah selama perjalanan sehingga 30 menit tidak terasa dan berlalu begitu saja. Sesampainya di Lake Tekapo kami parkir tepat didepan Church of The Good Sheperd dan langsung setting tripod untuk mengambil beberapa foto saat sunset. 
 

Lake Tekapo Milky Way, Canterbury, 2017

Kami tidak langsung pulang setelah sunset karena salah satu sajian utama Lake Tekapo baru muncul setelah matahari benar benar terbenam. Ya, apalagi kalau bukan milky way! Bahkan menurut beberapa fotografer yang asaya temui disana, aurora atau southern light juga bisa terlihat di Lake Tekapo jika beruntung. 
Tidak perlu capek-capek menyalakan app untuk tracking milky way, karena disana ada puluhan fotografer yang sudah menunggu dan mengarahkan kameranya ke titik dimana milky way berada, jadi saya pun ikutan mengarahkan kamera saya ke arah yang sama. Setelah menunggu hingga lewat pukul 7 malam, akhirnya matahari benar-benar terbenam dan milky way pun semakin jelas terlihat. Saya pun larut dalam kegiatan memotret malam itu.
Karena kami lihat turis masih terus berdatangan untuk stargazing, maka setelah memotret kami memutuskan untuk memasak dan makan malam di parkiran sebelum kembali ke camping ground untuk bermalam.

Hari Ketiga kami bergerak di pagi hari menuju Pukaki, masih dengan perjalanan berbukit yang memanjakan mata. Setelah manempuh sekitar 1 jam perjalanan, akhirnya kami sampai di tepi Lake Pukaki untuk beristirahat sejenak dan membeli ikan salmon untuk makan siang. Kami tidak berhenti lama di Lake Pukaki karena tujuan utama kami adalah Mt. Cook yang sudah terlihat sejak sampai di tepi Lake Pukaki. Segera setelah membeli salmon, kami pun bergegas untuk kembali melanjutkan perjalanan.

State Highway 80 - Source: iStock

Perjalanan semakin terlihat sangat indah ketika kami berbelok ke State Highway 80 menuju mount cook. Saya akhirnya merasakan sendiri pemandangan yang biasa terlihat di brosur maupun iklan promosi travel di koran, jalan berliku dengan danau di sebelah kanan dan gunung besar bersalju didepannya. Saya pun menurunkan kecepatan hingga 80 km/jam seolah tidak ingin cepat-cepat sampai, di jalan ini pula saya mengalami pengalaman yang "New Zealand banget" seperti hewan ternak yang menyeberang, memberi jalan di jembatan yang hanya satu lajur, lalu melihat pesawat-pesawat kecil yang membawa turis untuk melihat Mt. Cook dari udara terbang dan mendarat di sisi kanan jalan.
Setelah melewati itu semua maka sampailah kami di White Horse Hill Campground. Kami pun bergegas menuju reception untuk check in.

White Horse Hill Campground, Mt. Cook, 2017

Karena White Horse Hill Campground dikelola oleh Department of Conservation, maka kami harus melakukan self check in dengan cara mengisi form, memasukkan uang sesuai dengan jumlah orang, lalu memasang tag di RV kami sebagai bukti kalau sudah membayar.
Setelah mendapatkan camping spot yang pas, kami pun parkir dan segera memasak salmon yang tadi sudah dibeli untuk makan siang.
Kami tidak bersantai setelah makan siang, karena tujuan utama kami siang itu adalah trekking, atau biasa disebut "tramping" oleh orang New Zealand. Jalur yang kami pilih saat itu adalah Hooker Valley Track, jalur sejauh 5 kilometer menuju Hooker Glacier Lake yang melewati 3 suspension bridge dan beberapa creek. Kami pun memulai perjalanan sekitar pukul 3 sore. Seperti yang ditulis di review, medannya tidak terlalu sulit, jalanan berbukit yang kami jumpai tidak terlalu curam dan tidak ada rintangan yang berarti sepanjang perjalanan.
Pemberhentian pertama kami adalah Mueller Lake Viewing Point, dari situ kita bisa melihat Mt. Sefton, Mueller Lake, dan suspension bridge pertama yang membentuk komposisi yang sangat indah, namun melihat arah cahayanya, sepertinya cahaya terbaik untuk memotret adalah di pagi hari saat matahari terbit. Maka saya tidak berhenti lama disana, hanya melihat sekeliling mencari dimana tempat terbaik untuk menaruh tripod besok pagi ketika matahari terbit. Setelah itu kami melanjutkan perjalanan.

Hooker Valley Track, Mt. Cook, 2017

Perjalanan setelah Mueller Lake menjadi semakin menarik karena pelan-pelan Mt. Cook semakin terlihat dan sesekali berada ditengah tepat didepan arah berjalan kita. Suasana pun sunyi, hanya terdegar langkah kaki sendiri dan beberapa rekan trekker, suara burung liar yang tidak terlalu banyak, dan sesekali terlihat kelinci lucu melompat-lompat diantara semak belukar.
Setelah berjalan sekitar 2 jam, akhirnya saya sampai di tujuan akhir yaitu Hooker Glacier Lake, suasana saat itu mulai temaram dan cahaya matahari yang jatuh tepat di sisi Mt. Cook menjadi semakin sedikit namun warnanya sudah berubah menjadi semakin kuning, pertanda sudah saatnya mempersiapkan tripod dan kamera untuk mengambil gambar. Suasana di Hooker Lake sangat sunyi dan tenang, walau ada cukup banyak turis disana, namun kami dapat mendengar jelas gemuruh suara gletser yang runtuh dari Mt. Cook.
 

Setelah menunggu sekitar 30 menit, akhirnya tiba saatnya untuk memotret. Puncak Mt. Cook telah disinari oleh cahaya matahari keemasan, dan saya pun mengambil beberapa gambar, lengkap dengan bongkahan es sebagai foregroundnya. Benar-benar seperti apa yang ada di bayangan saya.
Tadinya saya berencana untuk stay lebih lama di danau untuk memotret milky way di malam hari. Namun setelah melihat proyeksi milky way di melalui app, ternyata posisinya ada jauh di sebelah kiri. Maka saya memutuskan untuk segera kembali setelah matahari terbenam. Saya tidak ingin jam tidur saya terganggu sebab besok saya harus bangun pagi dan berjalan lagi menuju Mueller Viewpoint untuk memotret sunrise.

 

Mueller Lake, Mt. cook, 2017

 

Milky Way, Mt Cook, 2017

Walaupun matahari sudah tenggelam, saya mengalami hampir 1 jam perjalanan pulang tanpa menggunakan senter. Karena Mt Cook National Park adalah tempat yang cukup terpencil, maka tidak ada sumber cahaya lampu/buatan sehingga mata saya dapat membuka diafragmanya selebar-lebarnya dan membuatnya lebih sensitif di dalam gelap. Tidak heran lokasi ini ditetapkan sebagai salah satu International Dark Sky Reserves oleh International Dark-Sky Association.
Berkat hal itu juga saya kembali terngat dengan milky way yang ada di sebelah barat, saya memutuskan untuk mampir ke Viewpoint karena jika perkiraan saya tepat, maka milky way akan terlihat diatas Mt. Sefton. Benar saya, bahkan saya dapat melihatnya dengan mata telanjang ketika sampai disana. Dan saya pun langsung mengeksekusi bonus saya di malam itu.
Setelah semuanya selesai maka saya bergegas menuju campground karena malam berubah menjadi sangat dingin, sesampainya di campground saya makan malam dan bergegas untuk tidur, dan malam di campground tanpa listrik itu adalah tempat dimana saya mendapatkan pengalaman sub zero pertama saya. 

Pagi harinya, sesuai rencana saya langsung berjalan naik menuju Viewpoint. Dengan menembus udara yang sangat dingin, saya langsung meletakkan tripod saya di tempat yang sudah ditandai dan mulai memotret. Suasana sangat indah saat itu, karena sesuai perkiraan, sinar matahari jatuh tepat di puncak Mt. Sefton yang bersalju menciptakan pantulan berwarna hangat yang sangat memanjakkan mata.

 

Mt Sefton & Mueller Lake, Mt. Cook, 2017

 

Saya menghabisakan beberapa menit untuk sekedar duduk dan berjalan-jalan kecil menikmati pemandangan yang ada, setelah itu saya turun kembali ke campground untuk sarapan, mengisi air, lalu melanjutkan perjalanan menuju tujuan berikutnya yaitu Wanaka yang tulisan tentang perjalanannya hingga destinasi terakhir yaitu Milford Sound akan saya tuliskan di blog post berikutnya. Sampai jumpa!